Sadar
maupun tidak sadar ada banyak orang di sekitar kita yang mengkonsumsi bahan
makanan yang tidak baik bagi kesehatan. Tidak hanya makanan dan minuman
yang telah jelas-jelas dinobatkan sebagai makanan berbahaya saja, namun mungkin
juga makanan dan minuman yang sudah kita anggap tidak ada resiko bahayanya.
Entah apa yang telah terjadi di negara kita ini, di mana pemerintah
seolah membiarkan hal ini terjadi karena belum banyak tindakan tegas yang
berkesinambungan yang dapat mengatasi permasalahan pelik ini.
Wajar
bila saat ini ada banyak orang yang menderita berbagai jenis penyakit serius di
rumah sakit yang ada di Indonesia. Makanan dan minuman merupakan salah
satu penyebab utama dari sebagian penyakit yang diidap oleh orang sakit di
negara kita ini. Rata-rata bahan makanan kimiawi berbahaya di dalam
makanan bekerja secara perlahan-lahan dalam menghancurkan kesehatan tubuh
manusia yang mengkonsumsinya. Dalam jangka panjang barulah menjadi
penyakit berbahaya yang mungkin bisa saja merengut nyawa penderitanya.
A.
Beberapa
Daftar Bahan Makanan/Minuman yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya Bagi Kesehatan
:
1. Penguat Rasa Monosodium Glutamat (MSG)
Ada banyak bentuk,
jenis atau macam penguat rasa atau penyedap rasa selain MSG. Monosodium
glutamate dan zat penguat rasa sejenisnya biasa kita sebut dengan sebutan
micin, vetsin, dan lain-lain. MSG biasanya digunakan oleh ibu-ibu rumah
tangga, warung makanan, restoran dan lain sebagainya untuk membuat rasa makanan
lebih terasa dengan merangsang lidah dengan zat kimia tertentu. Jika
diberikan pada binatang percobaan, maka binatang tersebut akan mengalami
degenerasi dan nekrosi sel-sel neuron dan sel syaraf lapisan dalam retina mata,
mutasi sel, kanker kolon, kanker hati, kanker otak, kanker ginjal dan perusakan
jaringan lemak. Di masa lalu orang yang mengkonsumsi msg dalam jumlah
besar ada yang mengalami sindrom rumah makan cina.
2. Zat Pewarna Bahan Tekstil, Cat, Kertas, Kulit
Hewan, dll
Biasanya para
produsen makanan dan minuman berbahaya ingin memproduksi makanan dan minuman
dengan biaya yang sangat rendah agar bisa menghasilkan keuntungan yang besar
serta bisa menetapkan harga jual yang murah kepada para konsumen.
Sebagian produsen lebih memilih menggunakan zat pewarna berbahaya bagi
konsumennya sendiri. Pewarna buatan kimiawi seperti rhodamine-b, metanil
yellow, boraks, dan lain-lain. Boraks adalah zat pengawet mayat yang bisa
memberikan warna pada makanan. Jika zat pewarna berbahaya tersebut diberikan
pada hewan percobaan yang malang maka bisa menyebabkan limfoma. Pada
manusia mungkin bisa menimbulkan penyakit kanker yang berbahaya serta
mematikan.
3. Zat Pemanis Sakarin (Saccharin) dan Siklamat
(Cyclamate)
Sakarin adalah
serbuk kristal putih yang rasanya sangat manis sekali di lidah manusia.
Sakarin biasanya tidak beraroma seperti halnya gula pasir dan gula batu.
Jika diukur maka tingkat kemanisan sakarin 550 kali lebih manis daripada
gula pasir biasa. Dengan memakai sakarin maka pedagang makanan dan minuman
bisa untung besar karena tidak butuh gula pasir yang mahal harganya.
Binatang percobaan akan dapat mengalami kanker mukosa kandung kemih jika
mengkonsumsi sakarin dalam kadar tertentu secara rutin.
Siklamat adalah
serbuk kristal putih seperti sakarin namun tingkat kemanisannya hanya 30 kali
dari gula pasir biasa. Di negara-negara Eropa dan di Amerika Serikat
sudah melarang siklamat sebagai zat pemanis makanan dan minuman manusia.
Jika silkamat diberikan pada medium biakan leukosit dan monolayer manusia
akan dapat menyebabkan kromosom sel menjadi pecah.
4. Zat Aditif Nitrosamin (Sodium Nitrit)
Nitrosamin biasanya
digunakan sebagai garam untuk mempertahankan warna asli daging serta untuk
memunculkan aroma bebauan khas seperti sosis, dendeng, ham, kornet, keju, dan
lain sebagainya. Nitrosamin dapat menjadi zat karsinogen yang dapat
memicu kanker jika diberikan pada binatang percobaan. Nitrosamin dilarang
diberikan pada bayi manusia. Karena barbahaya maka nitrosamin hanya boleh
digunakan pada kadar maksimal 500 ppm untuk meminimalisir bahaya kesehatan yang
mungkin timbul di kemudian hari.
Selain bahan
makanan berbahaya di atas, juga terdapat berbagai ancaman bahaya yang
didatangkan dari makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia. Berbagai
zat kimia yang belum diketahui bahaya jangka panjangnya beredar luas di
masyarakat. Celakanya masyarakat tidak mendapatkan informasi yang jelas
mengenai takaran jumlah konsumsi maksimal dalam sehari. Walhasil mungkin
di masa depan akan ada penderita penyakit mengerikan yang disebabkan oleh
konsumsi zat kimia dalam bahan makanan secara berlebihan.
B.
Beberapa
Macam / Jenis Zat Aditif (Zat Tambahan) yang Mungkin Bisa Mengakibatkan Masalah
Kesehatan Manusia Jangka Panjang :
1. Zat
Penguat Rasa / Zat Penyedap Rasa
Zat aditif penyedap
rasa terdiri atas berbagai macam, namun yang paling populer dan paling banyak
digunakan adalah monosodium glutamat (MSG) yang lebih dikenal dengan sebutan
vetsin atau micin. Zat ini jika langsung dimakan memang tidak berasa, tapi jika
ditambahkan ke dalam makanan, akan membuat makanan yang diolah terasa lebih
sedap. Rasa yang dihasilkan penyedap rasa sintetis memang sangat kuat dibanding
penyedap rasa alami. Itu sebabnya tidak hanya industri makanan saja yang memanfaatkan
penyedap rasa buatan, tapi juga ibu-ibu rumah tangga, karena penggunaannya
memang lebih praktis dan ekonomis.
Contoh :
Beberapa jenis penyedap rasa sintetis selain
monosodium glutamat diantaranya adalah: oktil asetat, etil butirat, amil
asetat, dan amil valerat.
Efek bahaya MSG:
kanker, diabetes, dan keluhan penyakit lainnya
kanker, diabetes, dan keluhan penyakit lainnya
2.
Zat
Pewarna
Zat pewarna dipakai dengan
tujuan untuk membuat tampilan makanan terlihat lebih menarik sehingga menambah
selera untuk menikmatinya. Dibandingkan dengan pewarna alami, pewarna sintetis
memang memiliki sejumlah keunggulan, diantaranya: mempunyai banyak pilihan
warna, mudah penyimpanannya, dan tahan lama. Namun, tidak semua zat pewarna
buatan dapat dipakai untuk makanan dan minuman, beberapa diantaranya dibuat
untuk pewarna tekstil.
Efek
Jika
zat pewarna tekstil ini yang dicampur ke dalam makanan atau minuman, meskipun
warna yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan, namun dampaknya sangat
berbahaya bagi kesehatan tubuh. Sebab, pewarna tekstil bersifat karsinogen yang
menjadi penyebab penyakit kanker.
Jenis Zat Pewarna
Zat pewarna sintetis makanan dibagi menjadi 2
kelompok, yakni dye dan lake.
- Dye adalah pewarna buatan berbentuk pasta, cairan, butiran atau serbuk yang memiliki sifat larut dalam air.
- Lake adalah gabungan antara dye dan basa dengan dilapisi zat tertentu yang memiliki sifat tidak larut dalam air, sehingga cocok dipakai untuk makanan yang tidak boleh kena air.
Contoh :
- Beberapa jenis pewarna makanan buatan tersebut diantaranya adalah: brilliant blue CFC, sunset yellow, tarttrazin, dan karmoisin.
3.
Zat Pengawet
Panjangnya rantai distribusi ditambah lamanya waktu penjualan membuat
industri makanan atau minuman lebih memilih zat pengawet sintetis daripada yang
alami. Karena penyimpanan dengan menggunakan pengawet buatan mempunyai
ketahanan lebih lama untuk membuat makanan atau minuman tidak terkena bakteri/jamur,
tidak busuk, tidak berbau, rasa tidak berubah, dan kondisinya tetap dalam
keadaan segar. Makanan atau minuman yang diberi tambahan zat aditif pengawet,
tidak hanya mampu bertahan dalam hitungan hari, minggu atau bulan, bahkan dapat
bertahan hingga bertahun-tahun.
Bahaya pengawet makanan
Bahaya pengawet makanan
- Pastinya adalah penyakit kanker jika dikonsumsi jangka panjang
Contoh :
Beberapa
jenis zat aditif pengawet tersebut diantaranya adalah: asam cuka, natrium
propionat, natrium benzoat, asam tartrat, natrium nitrat, senyawa NaNO3, asam
fosfat, dan asam sitrat.
Teknik Pengawetan
makanan/minuman tanpa zat pengawet
Di beberapa negara maju, cara mengawetkan makanan/minuman
menggunakan zat aditif saat ini sudah mulai ditinggalkan, dan sebagai gantinya
dipergunakan tekhnologi pengawet makanan dengan tanpa menambahkan zat kimia,
tapi dengan menggunakan pemanasan suhu tinggi dalam waktu singkat, menggunakan
ozon, serta memanfaatkan sinar ultra violet (UV) untuk membuat makanan/minuman
steril tanpa merusak kualitas dari makanan/minuman yang diolah.
4.
Zat Pengeras
Zat
aditif yang satu ini berfungsi untuk mencegah lunaknya makanan. Beberapa jenis
zat aditif pengeras diantaranya adalah:aluminium ammonium sulfat, dan kalium
glukonat.
Dan mungkin masih
ada banyak zat tambahan makanan dan minuman lainnya yang bisa saja
mengakibatkan penyakit atau gangguan kesehatan dalam jangka panjang pada
konsumsi rutin. Di dalam makanan dan minuman pun juga bisa saja terdapat
sedikit kadar zat kimia berbahaya dari pupuk tanaman, obat-obatan binatang
ternak, makanan ternak, racun pengusir hama, logam berat (merkuri / air raksa)
dari makhluk hidup laut / danau / sungai, polusi kendaraan bermotor, dan
lain sebagainya.
Solusi terbaik
dalam menghindari atau mencegah diri kita dan keluarga kita menjadi korban
bahan kimia berbahaya dalam makanan dan minuman adalah dengan mempelajari,
memahami dan menyampaikannya kepada orang lain yang ada di sekitar kita.
Selain itu kita pun juga bisa terbebas dari makanan dan minuman berbahan
kimia berbahaya dengan memproduksi sendiri makanan dan minuman yang akan kita
konsumsi. Kegiatan tersebut tentu akan menjadi lebih efektif dan efisien
jika dilakukan bersama-sama dengan orang yang memiliki visi dan misi yang sama
secara kolektif.
C. Bebarapa Cara Mengatasi Bahaya Bahan Makanan dan
Minuman yang Mengandung Zat Kimia Berbahaya :
1. Mempelajari ilmu bahan makanan yang mengandung
zat kimia berbahaya
2. Menyampaikan
kepada orang-orang di sekitar kita tentang zat kimia berbahaya di makanan dan
minuman
3. Memberikan
pemahaman / penjelasan kepada penjual makanan berzat kimia berbahaya secara
baik-baik
4. Membuat makanan
dan minuman sendiri atau bersama-sama orang yang peduli kesehatan makanan dan
minuman
5. Selalu memberikan pengawasan yang ketat
dan terkoordinasi pada makanan dan minuman yang dikonsumsi.