Minggu, 24 Januari 2016

PRAKTIK INDUSTRI

 Hallo, namaku Nur Ayuni. Aku PKL di perusahaan permen yang bertempat di Cileungsi Bogor. Aku ditempatkan dibagian QC analis untuk analisa Gula Reduksi dengan metode luff school dan metode lane eynon serta kadar air produk. Analisa gula reduksi dan kadar air yang dilakukan bertujuan untuk mengetehui seberapa besar kadar gula reduksi dan kandungan air yang terdapat dalam permen. Kadar ini yang nantinya akan menentukan kualitas dari produk tersebut. Tingginya kadar gula reduksi dalam permen mengakibatkan permen tersebut cepat umes dan lengket. Daam pengujian kadar gula reduksi ini digunakan 2 metode yang berbeda. Perbedaan metode ini adalah dalam penanganannya. Metode liff titrasi yang dilakukan dalam keadaan dingin sedangkan metode lane eynon dalm keadaan panas. Berikut sedikit penjabarannya
1.      Analisa gula reduksi metode luff school
a.      Sampel produk (permen)
Ø  Sebelum inversi
a)      Timbang 2.5 – 3 gram sampel
b)      Larutkan dengan ± 100 ml aquadest aduk hingga larut
c)      Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, encerkan sampai batas tanda tera. Homogenkan, kemudian saring
d)     Pipet 10 ml larutan sampel yang telah disaring, masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 15 ml aquadest dan 25 ml larutan Luff Schoorl
e)      Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
f)       Setelah dingin tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10 ml larutan H2SO4 20 ml
g)      Titrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan indicator amilum 1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih susu.
h)      Catat volume Na2S2O yang digunakan.

Ø  Setelah inversi
a)      Pipet 50 ml larutan sampel ke dalam gelas beaker plastik 100 ml
b)      Tambahkan 10 ml HCl 6,3 N
c)      Refluk selama 10 menit kemudian dinginkan
d)     Setelah dingin tambahkan NaOH 6,3 N hingga netral
e)      Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml encerkan hingga batas tanda tera
f)       Pipet 5 ml sampel setelah inversi ke dalam Erlenmeyer 250 ml
g)      Tambahkan 20 ml aquadest dan 25 ml larutanLuff Schoorl
h)      Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
i)        Setelah dingin tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10 ml larutan H2SO4 20 ml
j)        Titrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan indicator amilum 1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih susu.
k)      Lakukan blanko dengan 25 ml aquadest dan 25 ml larutan Luff Schoorl
l)        Lakukan kembali seperti pada penetapan gula sebelum dan sesudah inverse.
m)    Catat volume Na2S2O3 yang digunakan.

b.      Sampel glukosa (Pemeriksaan Dextrose Equivalen)
a)      Timbang 1,25 – 1,3 gram sampel glukosa dalam gelas beaker 100 ml
b)      Larutkan dengan ± 50 ml aquadest, kemudian aduk hingga larut
c)      Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian encerkan dengan aquadest sampai batas tanda tera. Homogenkan
d)     Pipet 5 ml larutan sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
e)      Tambahkan dengan 20 ml aquadest dan 25 ml larutan Luff Schoorl
f)       Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
g)       Setelah dingin tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10 ml larutan H2SO4 20 ml
h)      Titrasi dengan larutan Na2S2O3 dengan indicator amilum 1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih susu.
i)        Catat volume Na2S2O yang digunakan.
2.      Metode lane eynon
a.      Standarisasi larutan fehling buatan
1.      Keringkan sejumlah dextrose monohydrate  kristal (PA) pada oven suhu 105oC selama ± 2 jam
2.      Dinginkan dalam desikator selama 30 menit
3.      Timbang 3 gram dextrose monohydrate Kristal kemudian encerkan dalam labu ukur 500 ml dengan aquadest sampai batas tanda tera
4.      Lakukan titrasi dengan larutan tersebut titik akhir titrasi tepat 20 ml (toleransi ± 0,6 ml)
5.      Jika volume titrasi lebih dari 20 ml,dlam fehling A buatan perlu ditambahkan aquadest. Jumlah penambahan dilambangkan S
                    S= {1000 x V/20}-1000

6.      jika volume titrasi kurang dari 20 ml, maka ditambahkan CuSO4.5H2O paa larutan fehling buatan.
      Jumlah penambahan CuSO4.5H2O
      = {69.28 x 20/V} - 69.28

b.      Analisa DE
1.      Hitung berat sampel dengan rumus
     Berat sampel (g) =  3/perkiraan % DE x % brix
2.      Timbang sampel dengan berat yang telah dihitung. Sampel tersebut diencerkan secara kuantitatif ke dalam labu takar 500 ml
3.      Campur larutan hingga homogeny
4.      Sebanyak 12.5 ml larutan frhling A dan 12.5 ml larutan fehling B dimasukkan ke dalam Erlenmeyer 250 ml
5.      Panaskan larutan fehling tersebut di atas diatas hotplate dan tunggu hingga mendidih, pada awal pemdidihan segera titrasi dengan larutan sampel sebanyak 10 ml, tunggu hingga mendidih kembali
6.      Tambahkan 1-2 tetes metylen blue 1% lalu titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan warna metylen blue hilang dan menjadi merah bata
7.      Catat volume titrasi yang diperlukan


                  3.      Analisa Kadar Air
a.       Mengeringkan cawan kosong dan tutupnya dalam oven selama 15 menit dan dinginkan dalam desikator, kemudian ditimbang (untuk cawan aluminium didinginkan selama 10  menit dan cawan porselen didinginkan selama 20 menit)
b.      Menimbang dengan cepat kurang lebih 2-3 gr sampel
c.       Mengangkat tutup cawan dan meletakkan cawan beserta isi dan tutupnya dalam oven selama 3 jam. Hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven. Untuk produk yang tidak mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang lama, dapat dikeringkan selama 20 jam.
d.      Memindahkan cawan ke desikator, menutup dengan penutup cawan, lalu mendinginkan. Setelah dingin timbang kembali hingga diperoleh berat konstan
e.       Menghitung kadar air dengan rumus
     % kadar air = B-C / B-A

Keterangan :
A = berat cawan kosong
B = berat cawan + sampel sebelum di keringkan
C = berat cawan + sampel setelah dikeringkan

Terimakasih...