Hallo, namaku Nur Ayuni. Aku PKL di perusahaan
permen yang bertempat di Cileungsi Bogor. Aku ditempatkan dibagian QC analis
untuk analisa Gula Reduksi dengan metode luff school dan metode lane eynon
serta kadar air produk. Analisa gula reduksi dan kadar air yang dilakukan
bertujuan untuk mengetehui seberapa besar kadar gula reduksi dan kandungan air
yang terdapat dalam permen. Kadar ini yang nantinya akan menentukan kualitas
dari produk tersebut. Tingginya kadar gula reduksi dalam permen mengakibatkan
permen tersebut cepat umes dan lengket. Daam pengujian kadar gula reduksi ini
digunakan 2 metode yang berbeda. Perbedaan metode ini adalah dalam
penanganannya. Metode liff titrasi yang dilakukan dalam keadaan dingin
sedangkan metode lane eynon dalm keadaan panas. Berikut sedikit penjabarannya
1.
Analisa gula reduksi
metode luff school
a. Sampel
produk (permen)
Ø
Sebelum inversi
a) Timbang 2.5 – 3 gram sampel
b) Larutkan dengan ± 100 ml aquadest aduk hingga larut
c) Masukkan ke dalam labu ukur 250 ml, encerkan sampai batas
tanda tera. Homogenkan, kemudian saring
d) Pipet 10 ml larutan sampel yang telah disaring,
masukkan dalam Erlenmeyer 250 ml. Tambahkan 15 ml aquadest dan 25 ml larutan
Luff Schoorl
e) Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
f) Setelah dingin tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10
ml larutan H2SO4 20 ml
g) Titrasi dengan larutan Na2S2O3
dengan indicator amilum 1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih
susu.
h) Catat volume Na2S2O yang
digunakan.
Ø
Setelah inversi
a) Pipet 50 ml larutan sampel ke dalam gelas beaker plastik
100 ml
b) Tambahkan 10 ml HCl 6,3 N
c) Refluk selama 10 menit kemudian dinginkan
d) Setelah dingin tambahkan NaOH 6,3 N hingga netral
e) Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml encerkan hingga
batas tanda tera
f) Pipet 5 ml sampel setelah inversi ke dalam Erlenmeyer
250 ml
g) Tambahkan 20 ml aquadest dan 25 ml larutanLuff Schoorl
h) Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
i)
Setelah
dingin tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10 ml larutan H2SO4 20
ml
j)
Titrasi
dengan larutan Na2S2O3 dengan indicator amilum
1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih susu.
k) Lakukan blanko dengan 25 ml aquadest dan 25 ml larutan
Luff Schoorl
l)
Lakukan
kembali seperti pada penetapan gula sebelum dan sesudah inverse.
m) Catat volume Na2S2O3 yang
digunakan.
b. Sampel
glukosa (Pemeriksaan Dextrose Equivalen)
a) Timbang 1,25 – 1,3 gram sampel glukosa dalam gelas
beaker 100 ml
b) Larutkan dengan ± 50 ml aquadest, kemudian aduk hingga
larut
c) Masukkan ke dalam labu ukur 100 ml kemudian encerkan
dengan aquadest sampai batas tanda tera. Homogenkan
d) Pipet 5 ml larutan sampel masukkan ke dalam Erlenmeyer
250 ml
e) Tambahkan dengan 20 ml aquadest dan 25 ml larutan Luff
Schoorl
f) Refluk selama 10 menit, kemudian dinginkan
g) Setelah dingin
tambahkan larutan KI 20%, tambahkan 10 ml larutan H2SO4 20
ml
h) Titrasi dengan larutan Na2S2O3
dengan indicator amilum 1% hingga titik akhir titrasi berwarna putih
susu.
i)
Catat
volume Na2S2O yang digunakan.
2.
Metode lane eynon
a.
Standarisasi larutan
fehling buatan
1. Keringkan sejumlah
dextrose monohydrate kristal (PA) pada
oven suhu 105oC selama ± 2 jam
2. Dinginkan dalam
desikator selama 30 menit
3. Timbang 3 gram
dextrose monohydrate Kristal kemudian encerkan dalam labu ukur 500 ml dengan
aquadest sampai batas tanda tera
4. Lakukan titrasi
dengan larutan tersebut titik akhir titrasi tepat 20 ml (toleransi ± 0,6 ml)
5. Jika volume titrasi
lebih dari 20 ml,dlam fehling A buatan perlu ditambahkan aquadest. Jumlah
penambahan dilambangkan S
S= {1000 x V/20}-1000
6. jika volume titrasi
kurang dari 20 ml, maka ditambahkan CuSO4.5H2O paa
larutan fehling buatan.
Jumlah penambahan CuSO4.5H2O
= {69.28 x 20/V} - 69.28
b.
Analisa DE
1. Hitung berat sampel
dengan rumus
Berat sampel (g) = 3/perkiraan % DE x % brix
2. Timbang sampel dengan
berat yang telah dihitung. Sampel tersebut diencerkan secara kuantitatif ke
dalam labu takar 500 ml
3. Campur larutan hingga
homogeny
4. Sebanyak 12.5 ml
larutan frhling A dan 12.5 ml larutan fehling B dimasukkan ke dalam Erlenmeyer
250 ml
5. Panaskan larutan
fehling tersebut di atas diatas hotplate dan tunggu hingga mendidih, pada awal
pemdidihan segera titrasi dengan larutan sampel sebanyak 10 ml, tunggu hingga
mendidih kembali
6. Tambahkan 1-2 tetes
metylen blue 1% lalu titrasi dilanjutkan sampai terjadi perubahan warna metylen
blue hilang dan menjadi merah bata
7. Catat volume titrasi
yang diperlukan
3.
Analisa Kadar Air
a. Mengeringkan
cawan kosong dan tutupnya dalam oven selama 15 menit dan dinginkan dalam
desikator, kemudian ditimbang (untuk cawan aluminium didinginkan selama
10 menit dan cawan porselen didinginkan selama 20 menit)
b. Menimbang
dengan cepat kurang lebih 2-3 gr
sampel
c. Mengangkat
tutup cawan dan meletakkan cawan beserta isi dan tutupnya dalam oven selama 3
jam. Hindarkan kontak antara cawan dengan dinding oven. Untuk produk yang tidak
mengalami dekomposisi dengan pengeringan yang lama, dapat dikeringkan selama 20
jam.
d. Memindahkan
cawan ke desikator, menutup dengan penutup cawan, lalu mendinginkan. Setelah
dingin timbang kembali
hingga diperoleh berat konstan
e. Menghitung kadar air dengan rumus
% kadar air = B-C / B-A
Keterangan :
A = berat cawan kosong
B = berat cawan + sampel sebelum di keringkan
C = berat cawan + sampel setelah dikeringkan
Terimakasih...
Terimakasih...